- Bhakti Marga
- Karma Marga
- Jnana Marga.
- Yoga Marga
Bhakti artinya cinta kasih. Kata
bhakti digunakan untuk menunjukkan cinta kasih kepada subyek yang lebih
tinggi statusnya, atau lebih luas lingkupnya misalnya : orang tua,
negara, bangsa, Tuhan (Hyang Widhi). Kata cinta kasih digunakan untuk
sesama misalnya tunangan, istri/suami, umat sedharma, umat manusia.
Orang yang ber-bhakti kepada Hyang Widhi disebut Bhakta.
Dari caranya mewujudkan, bhakti dibagi dua yaitu PARA BHAKTI dan APARA BHAKTI. Para artinya utama; jadi para bhakti artinya cara berbhakti kepada Hyang Widhi yang utama, sedangkan apara bhakti artinya tidak utama; jadi apara bhakti artinya cara berbhakti kepada Hyang Widhi yang tidak utama. Apara bhakti dilaksanakan oleh bhakta yang tingkat inteligensi dan kesadaran rohaninya kurang atau sedang-sedang saja. Para bhakti dilaksanakabhakta yang tingkat inteligensi dan kesadaran rohaninya tinggi.
Dari caranya mewujudkan, bhakti dibagi dua yaitu PARA BHAKTI dan APARA BHAKTI. Para artinya utama; jadi para bhakti artinya cara berbhakti kepada Hyang Widhi yang utama, sedangkan apara bhakti artinya tidak utama; jadi apara bhakti artinya cara berbhakti kepada Hyang Widhi yang tidak utama. Apara bhakti dilaksanakan oleh bhakta yang tingkat inteligensi dan kesadaran rohaninya kurang atau sedang-sedang saja. Para bhakti dilaksanakabhakta yang tingkat inteligensi dan kesadaran rohaninya tinggi.
Ciri-ciri bhakta yang melaksanakan
apara bhakti antara lain banyak terlibat dalam ritual (upacara Panca
Yadnya) serta menggunakan berbagai simbol (niyasa).
Ciri-ciri bhakta yang melaksanakan
para bhakti antara lain sedikit terlibat dalam ritual tetapi banyak
mempelajari Tattwa Agama dan kuat/berdisiplin dalam melaksanakan
ajaran-ajaran Agama sehingga dapat mewujudkan Trikaya Parisudha dengan
baik dimana Kayika (perbuatan), Wacika (ucapan) dan Manacika (pikiran)
selalu terkendali dan berada pada jalur dharma. Bhakta yang seperti ini
banyak melakukan Drwya Yadnya (ber-dana punia), Jnana Yadnya
(belajar-mengajar), dan Tapa Yadnya (pengendalian diri). Pilihan
menggunakan para atau apara bhakti tergantung dari tingkat inteligensi
dan kesadaran rohani masing-masing. Yang ditemukan di masyarakat Hindu
Indonesia dewasa ini adalah mix para dan apara bhakti, namun bobotnya
berbeda.
Umat Hindu di Bali banyak menggunakan
apara bhakti, sedangkan umat Hindu diluar Bali banyak menggunakan para
bhakti. Kenapa demikian ? Apakah itu berarti umat Hindu di Bali
inteligensi dan kesadaran rohaninya kurang ? Tidak selalu demikian. Ada
umat Hindu di Bali yang inteligensi dan kesadaran rohaninya tinggi
tetapi dibelenggu oleh tradisi beragama yang monoton dan feodalistis,
sehingga menampakkan diri sebagai apara bhakti. Sebaliknya umat Hindu
diluar Bali lebih moderat, demokrat, rasional dan reformis, sehingga
memudahkan mereka mencapai para bhakti. Mengupayakan umat Hindu di
Bali menjadi sebagian besar para bhakta tidaklah semudah membalikkan
telapak tangan karena bottle-neck yang menghadang ya itu tadi : tradisi
beragama dan feodalisme. Itulah sedikit ulasan kasus tentang para dan
apara bhakti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar